![]() |
Pemandangan di Pantai Ranai, Natuna |

Getting There..
Saya sendiri pergi kesana menggunakan pesawat terbang dari Jakarta. Ada dua rute yang bisa ditempuh, yakni Jakarta-Batam-Natuna atau melalui Jakarta-Pontianak-Natuna. Jika melalui Batam anda bisa menggunakan maskapai Lion Air/Wings Air, jika melalui Pontianak menggunakan Maskapai Trigana Air. Kedua rute tersebut tidak setiap hari dioperasikan, penumpangnya lumayan ramai loh broo... Denger-denger juga ketika saya singgah di Batam, ada juga yang mengoperasikan pesawat carteran dari Batam. Kedua maskapai sama-sama menggunakan pesawat ATR-700 dengan kapasitas 72 seat (musti hunting bro kalau mau dapat, rebutan soalnya hehehe... ). Harga yang ditawarkan pastinya tidak se-"ramah" rute-rute lain, waktu itu saya dapat dengan harga Rp.800.000,- sekali jalan.
![]() |
Approaching Natuna |
![]() |
Salah satu kapal laut di Pelabuhan Natuna |
Bandara Natuna terletak di Pulau Bunguran, pulau terbesar di Kabupaten Natuna. Begitu sampai di Bandara Ranai (NTX) anda tidak akan menjumpai angkutan layaknya di bandara Sukarno Hatta atau bandara besar lainnya. Tapi jangan kuatir, karena banyak juga mobil pribadi yang dijadikan angkutan bagi penumpang. Untuk tarif menuju hotel sekitar Rp 50.000,-. Jika anda berniat menginap beberapa hari cobalah untuk menawar sewa harian, tarifnya sekitar Rp.350.000/hari sudah termasuk BBM dan sopir.
Sight Seeing..
Selama beberapa hari di Natuna saya menginap di hotel (tepatnya penginapan) yang cukup bersih dan ber-AC dengan tarif 150 ribu/malam, namun sayangnya sering mati lampu dan hotel tempat saya menginap tidak mempunyai Genset. Hotelnya tepat menghadap pantai, dan didepannya ada tanah lapang (pada saat itu) banyak warung kopi "remang-remang". Sebenarnya bukan remang-remang, gelap gulita malahan hehehe... Sebutan remang-remang memang tidak jauh dari konotasi negatif keberadaan warung tersebut. Yang terkenal disana dengan sebutan "Kopi Pangku", hehehehe..... Okelah, saya tidak akan membahas lebih jauh tentang istilah pangku, nanti malah kepingin ke Natuna.
Berkeliling kota Ranai tidak sampai menghabiskan waktu banyak. Kota kecil dan tidak terlalu ramai, malah menurut Pemandu (sopir) kami pusat kegiatan ekonomi Natuna berada di Sedanau. Sedanau adalah nama sebuah pulau kecil sebelah barat Pulau Bunguran yang menjadi pusat kegiatan perdagangan hasil laut Natuna.
The Alif Stone Park
Di pulau Bunguran sendiri terdapat beberapa obyek yang dapat kita kunjungi, mostly adalah wisata pantai dan kuliner sea food. Salah satu yang menjadi tempat wisata andalan Natuna adalah Pantai Batu Alif. Batu di area pantai ini luar biasa, besar-besar dan tersusun begitu rupa. Kondisi pantainya masih alami, jauh dari riuh rendah kegiatan beach tourisme layaknya Bali.
![]() |
"om Hendra" |

Masjid Raya Natuna

Go To Sedanau
![]() |
pelabuhan di Bunguran |
![]() |
kapal nelayan |
![]() |
berani ga nyetir mobil kayak gini? |
![]() |
Selamat datang di Sedanau |
Ok, Nampaknya hari sudah mulai sore. Sesuai perjanjian dengan pemilik kapal, Jam 16.00 kami harus segera kembali ke Bunguran lagi kalau tidak bisa kemaleman di
Dan tentunya sampai juga kita di ujung cerita Visit Natuna, banyak yang ingin diceritakan namun saya takut anda bosan mendengar cerita saya.
Ok, Have a Great day Everybody...
4 komentar:
ane tinggal di ranai natuna bro,, oh ya nama masjid nya bukan masjid raya tapi Masjid Agung Natuna bro,,,,,,, kapan kapan ke natuna lagi ya
terima kasih koreksinya agan cybercom. Mudah-mudahan bisa ke natuna lagi (entah kapan, soalnya ongkosnya lumayan :D)
mas pamungkas, tulisan cerita perjalanan ke natuna keren,,,uenak di bacanya. kalau ke natuna lagi kasih tau ya. ntar tak tunjukin lokasi-lokasi yang lebih memukau.
Doh guaner di nung? Cakap cem ke Ganue ker wey?
Posting Komentar